MIMIKA – Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Joko Prianto menegaskan bahwa PKS merupakan Partai yang terbuka sejak didirikan. Hal tersebut disampaikan Joko saat ditemui media ini, pada Kamis (7/9/2023) sore.
Joko menjelaskan, keterbukaan Partai PKS untuk masyarakat umum dibuktikan dengan keberadaan 42 Anggota Dewan Perwakilan rakyat Daerah (DPRD) yang berasal atau asli Papua, dan hanya 8 Anggota DPRD non-Papua, yang tersebar di Kabupaten-kabupaten di Tanah Papua.
Hal tersebut disampaikan Joko, karena menurutnya masih banyak masyarakat yang menilai bahwa PKS merupakan partai bagi golongan atau kelompok tertentu. Sehingga melalui kesempatan ini, ia ingin menyampaikan kepada seluruh masyarakat di Papua secara umum dan Mimika secara khusus bahwa PKS merupakan Partai yang terbuka untuk umum sejak didirikan.
“Sebenarnya sejak awal didirikannya PKS itu, tidak diperuntukkan bagi satu agama tertentu, atau satu suku tertentu. Tapi dibentuk itu untuk Rahmatan Lil’ Alamain atau bahasa indonesianya adalah Kasih Sayang Untuk Alam Semesta, artinya siapapun bisa masuk. Nah, termasuk juga di Papua. Di Papua sejak lama, bahkan di Papua di daerah Pegunungan itu hampir semuanya, Pengurus, Anggota Dewan, Calon Bupati itu semuanya dari PKS itu sudah lama,” Kata Joko
Joko bahkan memberikan contoh bahwa Wakil Bupati Puncak yang saat ini menjabat, merupakan Ketua DPD PKS Kabupaten Puncak. Ia menambahkan, di Dlingo PKS mendapatkan 5 kursi, di Tolikara, Mamberamo itu juga kata Joko Wakil Bupati dari PKS.
“Saya sudah hampir 19 tahun di sini, di Timika Papua. Itu sudah terbuka (Partai PKS) sebenarnya, orang-orang Papua pun masuk. Hanya memang untuk di Timika, Calegnya yang selama ini jadi, memang pendatang (Non-Papua). Sehingga seolah-olah hanya untuk Non Papua. Tapi coba dilihat di daerah-daerah lain, di Provinsi kita ada 3 (Anggota Dewan) dan satunya itu OAP,” Jelas Joko
Menurut Joko, PKS terbuka untuk umum itu sudah lebih dari 20 tahun lalu, hanya memang saat ini lebih digencarkan lagi untuk pengenalan keterbukaan PKS bagi umum, itu di Timika. Hal tersebut lanjut Joko, terus dimusyawarahkan untuk mencari Tokoh-tokoh wanita, Adat dan Agama yang Orang Asli Papua yang bisa gabung dengan PKS sehingga bisa mewakili.
“Ada Ibu Mina Natkime, ada Pak Isak Jangkup, Elfinus Omaleng itu dia di Pusat. Kita di Provinsi pun lebih banyak yang OAP daripada yang Pendatang (Non-OAP). Jadi sebenarnya kita (PKS) sudah lama (Terbuka untuk Umum) hanya sekarang kita mempertegas kembali, menunjukkan ini loh PKS. Hanya saja yang selama ini jadi (Dewan) itu Pendatang terus, jadi seolah-olah PKS punya Pendatang, padahal ngak juga, kita terbuka apalagi kita hidup di Indonesia apalagi di Papua,” Tutup Joko
Selain Itu, Mina Natkime yang merupakan Calon Legislatif dari Partai PKS Mimika itu, menerangkan bahwa setelah dirinya mesuk dalam lingkungan PKS, ia menerangkan bahwa PKS merupakan Partai yang Netral dan bekerja untuk masyarakat.
“Banyak sekali, dari pesisir sampai disini itu saya lihat banyak sekali orang yang bekerja untuk PKS, ini itu banyak. Dan saya sendiri lihat bahwa, mereka didalam PKS itu tidak memandang kamu islam ka, kamu kristen ka, itu tidak. Tapi intinya, mereka ingin memajukan kita punya masyarakat dan masyarakat Indonesia pada umumnya,” Ungkap Mina
Mina yang merupakan Putri Asli Timika itu, mempertegas bahwa satu hal yang ia lihat dari Partai PKS itu adalah Merakyat. Mina juga mengatakan, bahwa PKS di Jakarta memang berebeda dengan PKS di Papua, karena kalau di Papua, yang menduduki kursi PKS itu merupakan Orang Asli Papua.
“Kalau saya lihat itu, PKS di Jakarta itu memang beda. Kalau di Papua itu yang duduki kursi PKS itu, kita orang-orang Papua,” Jelas Mina
Mina menyangkan karena sebelumnya PKS belum mendapatkan kursi di DPRD Mimika, menurutnya, jika PKS merangkul orang Papua pada Pemilu-Pemilu sebelumnya, maka sudah pasti akan mendapatkan kursi di Timika.
“Tapi kalau di kita punya tetangga ya, misalkan Jayapura dan Puncak, PKS itu memang mereka (Orang Papua) yang pegang (duduki jabatan) semua. Bukan muslim, ini yang pegang kristen semua. Malah kita orang Papua yang pegang, jadi saya sebagai perempuan asli Timika, saya mau kita harus berkembang. Saya sebagai perempuan asli sini, kita harus pegang, kursi PKS itu harus dapat. Karena PKS ini bekerja itu untuk masyarakat pada umumnya,” Tutup Mina