BP YPK Tanah Papua, Gelar FGD Bersama Guru-Guru YPK di Mimika

Joni Y. Betaubun, SH.MH saat menyampaikan sambutan pada acara TGD Bersama Guru-guru di Kabupaten Mimika. Foto: Etty/BRP
Joni Y. Betaubun, SH.MH saat menyampaikan sambutan pada acara TGD Bersama Guru-guru di Kabupaten Mimika. Foto: Etty/BRP

MIMIKA – Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) di Tanah Papua menggelar Forum Guru Diskusi (FDG) bersama para Guru YPK Kabupaten Mimika. Kegiatan FGD dibuka langsung oleh Ketua BP YPK di Tanah Papua, Joni Y. Betaubun. SH.MH pada Sabtu (23/9).

Ketua BP YPK di Tanah Papua, Joni Y. Betaubun, SH.MH dalam sambutannya menyampaikan Kehadiran 61 tahun pengabdian Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) di Tanah Papua, telah berkontribusi nyata mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) Orang Asli Papua (OAP), melalui pelayanan pendidikan dasar hingga ke pelosok kampung.

“Sekolah-Sekolah YPK tidak hanya bertugas sebagai penyelenggara pendidikan bagi anak-anak, tetapi juga berfungsi sebagai tempat membentuk nilai hidup, pengetahuan dan ketrampilan yang dipelajari oleh anak,” Ucap Joni

Joni menambahkan, pendidikan di Sekolah YPK bukan hanya penguasaan informasi dan pengetahuan. Tetapi termasuk formasi dan pembentukan kepribadian agar terjadi transformasi diri peserta didik.

Keberadaan YPK yang mengelola 856 satuan pendidikan dari pendidikan tingkat dasar hingga menengah, dengan jumlah siswa sebanyak 84.854 siswa.

Bacaan Lainnya

Hadirnya YPK bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan Amanat UUD 1945 dan menata budaya OAP.

“Fenomena saat ini, sekolah atau lembaga pendidikan YPK di Tanah Papua mulai ditinggalkan. Bahkan banyak yang mulai tutup dan tidak terurus dengan baik. Artinya kondisinya sedang tidak baik-baik saja, baik intern maupun ektern. YPK di Tanah Papua menghadapi tantangan relevansi sehingga perlu mendefinisikan ulang keunggulan dan kekhasan dan terpenting harus berani berubah,” Jelas Joni

Joni menyampaikan, BP YPK di Tanah Papua sudah bergerak cepat dan melaksanakan beberapa kali FGD dibeberapa wilayah pelayanan, dan sudah memiliki hasil diagnosis berbasis data.

Joni mengakui, SDM sekolah YPK cukup ketinggalan dari sekolah-sekolah swasta dan negeri lain.

“Namun kita tidak perlu pesimis dan iri ke sekolah Negeri. Harus disadari ketika Pemerintah dahulu belum memiliki kemampuan, peran swasta cukup baik. Sekarang pemerintah memberikan fasilitas sebesar-besarnya kepada dunia pendidikan. YPK sudah harus membuat kekhasan keunggulan yang lain. Kata kuncinya adalah harus berbasis data, merubah budaya dan ada ukuran-ukuran kinerja juga target. YPK harus berkolaborasi dengan sekolah-sekolah lain untuk saling menguatkan,” Tutup Joni

Joni berharap peran Gereja, komite, pemerintah dan stakeholder lainnya harus berjalan bersama mendukung gerakan penyelamatan sekolah-sekolah YPK yang masih tersisa.