Maximus Tipagau : Tak Ada Perbedaan Kita Saling Membantu

Maximus Gladiator Papua, Karyawan PT Mpaigelah, Gladiator Papua, dan perwakilan Yayasan Somatua foto bersama. Foto: Riky/BRP
Maximus Gladiator Papua, Karyawan PT Mpaigelah, Gladiator Papua, dan perwakilan Yayasan Somatua foto bersama. Foto: Riky/BRP

MIMIKA – Pasca kebakaran yang terjadi pada Jumat (7/6/2024) lalu, yang menghanguskan sejumlah bangunan berupa tempat usaha dan rumah pribadi di jalan Yos Sudarso, tepatnya didepan Kantor Bank Papua.

Maximus Tipagau atau Maximus Gladiator Papua sapaan akrabnya, bersama karyawannya bertemu langsung dengan para korban kebakaran yang berada di lokasi pengungsian dibelakang tempat kejadian.

“Jadi bantuan ini sangat spontan, karena tadi saya ikut acara di Kwamki Narama terus saya penasaran jadi saya minta mobil antar saya untuk melihat langsung, dan saya sangat prihatin lihat anak-anak dan ibu-ibu sedang kumpul daun seng,” kata Maximus Gladiator Papua, saat ditemui disela-sela kerja bakti, Sabtu (15/6/2024).

Tidak hanya bertemu dengan para korban, tapi ia bersama karyawannya dari PT Mpaigelah, Gladiator Papua, dan Yayasan Somatua menggelar kerja bakti, mereka membantu para korban membersihkan puing-puing bangunan yang sudah 8 hari belum dibersihkan.

“Ini sudah 8 hari, jadi kita datang untuk bantu tenaga, terutama kita turut berduka karena mereka kehilangan harta benda, usaha, ada yang ijazah terbakar. Jadi saya datang bantu ini spontan karena kita ini saudara, harus saling membantu, tidak harus dipisahkan Papua, Non Papua,” jelasnya.

Bacaan Lainnya

Membersihkan puing-puing bangunan, Maximus menurunkan satu unit Excavator untuk membersihkan puing-puing dan meruntuhkan sebuah bangunan yang terbakar. Sementara itu, para karyawannya diturunkan untuk mengangkut seng-seng bekas yang berserakan untuk di buang ketempat pembuangan.

“Kita di Timika ini harus membangun toleransi, jadi dari yayasan kita turun tangan, dan kita turunkan alat berat (excavator) sampai beberapa hari kedepan untuk bersihkan puing-puing bangunan ini, supaya setelah itu siapa saja, dan juga pemerintah bisa saja bantu,” ungkapnya.

Sementara itu, para korban kebakaran tinggal di tenda-tenda bantuan dari pemerintah Kabupaten Mimika, dan belum bisa dipastikan sampai kapan mereka tinggal dilokasi tersebut. Sehingga, ia berpesan kepada pemerintah, agar tidak memberikan batas waktu penggunaan tenda. Bantuan tenda tersebut harus mereka gunakan sampai mereka mempunyai rumah layak huni.

“Jadi saya harap pemerintah harus bangun, kita (pemerintah Mimika) punya uang 7 T jadi harus bantu. Saya orang asli Papua yang berjuang dan fight (bertarung), saya bantu mereka hasil keringat saya sendiri, jadi saya butuh pemerintah bantu. Saya minta Dinsos tidak bawa tenda ini kalau mereka ini belum ada rumah layak huni,” tuturnya.

Ia menambahkan bahwa, dirinya turun untuk membantu warga yang menjadi korban kebakaran, bukan karena politik tetapi karena adanya kepedulian dengan kondisi mereka.

“Saya bukan kritik pemerintah, tapi ini sudah 8 hari, jadi saya pikir waktunya untuk kita care (peduli) terhadap saudara-saudara kita. Kita ada 18 distrik di Mimika, kalau didepan mata ini kita tidak menolong, bagaimana dengan distrik-distrik terjauh baik di pesisir dan pegunungan,” pungkasnya.