MIMIKA – Dalam rangka memeriahkan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) se-Tanah Papua Tahun 2024 di Kabupaten Mimika, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kabupaten Mimika, menggelar Dialog Keumatan dengan tema : “Awal Mula Sejarah Masuknya Islam di Timika”.
Dialog Keumatan ini berlangsung di Aula Dukcapil, Jalan Cenderawasih, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah. Pada Selasa (18/6/2024).
Muhammad Amin, S.E. Ketua Umum HMI Cabang Mimika mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan selain sebagai momentum memeriahkan pelaksanaan MTQ se-tanah Papua di Kabupaten Mimika, juga menjadi pemantik awal untuk melihat kembali sejarah masuknya Islam ke Kabupaten Mimika di momentum pelaksanaan MTQ ini.
“Tema dialog keumatan ini kami angkat sebagai refklesi dari teman-teman mahasiswa, khususnya di HMI bahwa sangat penting sekali untuk melihat silsilah proses perjalanan suatu agama itu masuk ke suatu daerah, sehingga kita tidak hanya melihat dari aspek muslim saja, dan diharapkan ini menjadi pemantik untuk kemudian kedepan ada langkah-langkah ilmiah yang bisa dibentukkan dalam buku terkait proses perjalanan keagamaan yang masuk di Timika,” Ucap Amin
Pada dialog ini, menghadirkan sebanyak tujuh Narasumber yang menjadi pembicara mengenai tema “Awal Mula Sejarah Masuknya Islam di Kabupaten Mimika” ini. Diantaranya yaitu, H. Ibrahim Iba dari Majelis Muslim Papua Kabupaten Mimika, H. Abdul Mutholib Elhawan Ketua DMI Mimika, Ignatius Ida Ketua FKUB, Jefrey C. Hutagalung tokoh dari umat Kristen Protestan, Amir Gredenggo, Sulijo, dan Laitam Gredenggo Ketua PHBI Mimika.
Ibrahim dalam dialognya menjelaskan bahwa Islam di Papua adalah agama minoritas yang dipeluk oleh 14.57 persen penduduk di Papua menurut data Kemendagri pada tahun 2021 lalu.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa perjalanan panjang syiar Islam ke Papua nyatanya jauh lebih panjang dibandingkan usia Indonesia, hal ini dibuktikan dengan mubaligh-mubaligh Islam yang terlebih dahulu berada di Papua tepatnya pada 1855 Masehi.
Kedatangan Islam di tanah Papua sampai saat ini masih terjadi silang pendapat diantara pemerhati, peneliti maupun para keturunan raja-raja di Raja Ampat-Sorong, Fakfak, Kaimana, dan Teluk Bentuni. Diantara mereka saling mengklaim bahwa Islam lebih awal datang ke daerahnya. Hal ini pun menimbulkan perbedaan versi mengenai kedatangan Islam di tanah Papua, terdapat 7 teori yakni Teori Papua, Teori Aceh, Teori Arab, Teori Jawa, Teori Banda, dan Teori Maluku Utara (Ternate-Tidore).
Ketua PBHI Mimika Laitam Gredenggo, dalam dialognya menggaris bawahi bahwa Mimika dulunya adalah bagian dari kabupaten Fakfak, jadi kalau kita mau menulusuri sejarah islam memasuki Timika, kita harus melihat benang merahnya dari kabupaten Fakfak.
Ketua FKUB Mimika Ignatius Ida menjelaskan dalam dialognya, bahwa hadirnya FKUB ini sudah mengeluarkan 40 rekomendasi dan sudah ada 86 masjid yang telah dibangun. Dan istilah 1 tungku 3 batu dari Fakfak yang artinya ada keyakinan islam, Kristen protestan dan katolik yang mana disana hidup berdampingan dan saling menjaga satu sama lain.