Tahun Ajaran Baru, Guru SD Inpres Koperapoka 1 Garap Kurikulum versi Murid Sekolahnya

Kepala Sekolah SD Inpres Koperapoka 1, Margarita Abraham, S.Pd M.Pd. Foto : Theresia/BRP
Kepala Sekolah SD Inpres Koperapoka 1, Margarita Abraham, S.Pd M.Pd. Foto : Theresia/BRP
banner 468x60

MIMIKA – Tahun Ajaran 2024 – 2025 sudah dimulai, SD Inpres Koperapoka 1 Mimika mengambil langkah strategis untuk mendidik murid dengan menggarap kurikulum versi murid-muridnya.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Sekolah SD Inpres Koperapoka, Margarita Abraham, S.Pd, M.Pd pada Senin (29/7/2024) saat diwawancarai.

Margarita menuturkan meliburkan sekolahnya selama seminggu untuk  guru-gurunya fokus dalam menggarap kurikulum versi murid-murid sekolahnya.

Dijelaskan penyusunan kurikulum ini bertujuan untuk menambah kualitas pembelajaran dan ekstrakurikuler. Ia mengatakan, mengarahkan guru-gurunya untuk dapat merancang kurikulum ini, modul ajar ini agar sesuai dengan metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar setiap murid.

“Jadi anak ini tidak lagi memakai kurikulum orang lain yang belum tentu cocok dengan dirinya, karenanya kita buat supaya sesuai dengan gaya belajar anak kita, nah ini juga akan membantu si anak mengenali dirinya sendiri,” Jelasnya.

Ia menjelaskan pada proses MPLS kemarin ada asesmen diagnostik, yang setiap siswa baru diarahkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan oleh guru. Dengan begitu para guru dapat mengelompokkan masing-masing murid dengan metode belajar terbaiknya, misal kinestetik, atau audio visual.

Lebih lanjut ia menjelaskan tidak menutup kemungkinan saat telah memulai operasi belajar mengajar, guru mendapati muridnya memiliki metode belajar yang berbeda dengan saat asesment diagnostik, yang tentunya ini akan disesuaikan lagi oleh guru tersebut dalam memfasilitasi belajar sesuai gaya belajar murid tersebut.

Ia menyebutkan dengan adanya langkah ini, juga dapat mempersiapkan anak muridnya lebih baik lagi dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN).

“Tahun ini ada 3 siswa yang berhasil sampai ke tingkat Provinsi, ke depan kami akan dorong lagi supaya di tahun ajaran baru kita boleh sampai ke tingkat Nasional,” Ujarnya.

Dengan kurikulum merdeka, ia menjelaskan tidak ada lagi pemaksaan belajar bagi murid untuk belajar semua mata pelajaran seperti dulu. Sehingga guru harus kreatif dan inovatif dalam mengajar, dan melakukan asesmen diagnostik dan observasi terkait gaya belajar murid.

“Walaupun dalam pengimplementasian kurikulum ini mengutamakan gaya pembelajaran murid, tapi kedisiplinan dan pembelajaran etika harus tetap ada. Karena tujuan dari sekolah adalah menjadikan murid cerdas yang merdeka dan beretika,” Tegasnya.

“Jumlah murid sekarang ada 927 murid, harapan saya agar mereka bisa belajar dengan bahagia dan tanpa keterpaksaan. Sekolah memang punya target, tapi kami tidak ingin membuat mereka tertekan untuk meraih target tersebut.” Pungkasnya.

banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60banner 468x60