MIMIKA – Program Makanan Bergizi yang dicanangkan oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo-Gibran, jadi pembicaraan di masyarakat. Berdasarkan informasi yang beredar, program tersebut akan dipangkas menjadi Rp 7.500 per porsinya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK), Muhadjir Effendy pun memberikan tanggapannya.
Menurutnya, Rp 7.500 per porsi cukup untuk di daerah lain, tapi di daerah tertentu bisa jadi dua kali lipatnya, contohnya seperti di Papua. Jadi tidak bisa disamaratakan di setiap daerahnya.
“Kalau kayak di Papua ini kan tingkat kemahalannya cukup tinggi dibanding daerah Jawa,” Ujar Muhadjir saat di temui, Selasa (6/8/2024) di Kabupaten Mimika.
Ia menjelaskan mengapa menurutnya begitu, dimulai dengan kebutuhan protein dari anak. Dimana Telur ras 1 kilogram yang sekitar 17 butir, harganya Rp 25 ribu. 1 anak dapat 1 telur, jadi ± Rp 2 ribu untuk kebutuhan protein bagi anak.
Kemudian untuk kebutuhan karbohidrat bagi anak, harga dari nasi beras dan nasi jagung hampir mirip harganya dikisaran Rp 15 ribu per kilogram. 1 kilogramnya bisa memberikan makan untuk sekitar 12 anak, berarti untuk setiap anak ± 2 ribu untuk kebutuhan karbohidratnya.
Ia menyebutkan, bahwa harga-harga kisaran ini tentunya berbeda untuk setiap daerah, belum lagi anak-anak harus diberikan susu, jadi di beberapa daerah tertentu saja yang bisa mencukupi, belum lagi kalau mau menambahkan protein seperti ikan bagi anak.
Namun ia menekankan bahwa dirinya hanya bertanggung jawab untuk memberikan masukan, “Teknis program makanan bergizi ini akan menjadi urusan bagi Presiden terpilih, Prabowo Subianto. Saya sebagai Menko PMK hanya bertanggung jawab untuk memberikan masukan, seperti yang selama ini sudah saya lakukan,” Jelasnya
Ia menyebutkan bahwa harapannya dengan momentum program makan bergizi ini, kelak dapat menggerakan ekonomi masyarakat, seperti UMKM dan petani. Dan bahwa partisipasi dari masyarakat ini sangat diperlukan untuk kesuksesan program ini.
“Hendaknya program ini mengutamakan bahan-bahan makanan yang lokal dalam rangka memperdayakan UMKM di masing-masing daerah, memberdayakan petani kecil. Kalau memang sudah mentok baru kita cari dari sumber lain,” Tegasnya.
Menurutnya, program seperti ini sudah pernah dilakukan, kalau Di Papua namanya Progas (program gizi anak sekolah), dan Pemerintah sekarang juga sudah menerapkan program makanan tambahan untuk ibu hamil dan anak-anak di bawah 3 tahun. Jadi sebetulnya program makan bergizi ini merupakan program lanjutan dan akan berkesinambungan.